Hari peringatan kemerdekaan 17 Agustus adalah momentum yang tepat untuk mengingat lagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain melakukan upacara dan perlombaan 17an, menonton film perjuangan adalah salah satu cara lain untuk mengenang pengorbanan para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Ada banyak film Indonesia yang mengishakan perjuangan kemerdekaan, mulai dari perjuangan fisik, hingga perjuangan diplomasi dan pendidikan. Bagi kamu yang tertarik mengisi hari peringatan kemerdekaan dengan nonton film, berikut skalacerita bagikan 15 rekomendasi film kemerdekaan Indonesia yang menarik untuk ditonton:
1. Kadet 1947 (2021)
Kadet 1947 adalah film fiksi yang berdasarkan pada peristiwa nyata perjuangan kemerdekaan Indonesia. Film arahan sutradara Aldo Swastia ini menceritakan sekelompok kadet (siswa calon perwira) dari sekolah Angkatan Udara yang berambisi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sekelompok kadet yang terdiri dari Sigit (Bisma Karisma), Mul (Kevin Julio), Har (Omara Esteghlal), dan Adji (Marthino Lio) harus menghadapi permasalahan rumit antara ambisi melawan Belanda dan status mereka yang masih sebagai siswa.
2. Merah Putih (2009)
Film ini adalah bagian pertama dari rangkaian film “trilogi kemerdekaan” yang rilis pada tahun 2009. Berlatar waktu saat agresi militer Belanda I pada tahun 1947, film garapan sutradara Yadi Sugandi ini menggambarkan perjuangan para Tentara Republik sejak masa pelatihan militer hingga menjalankan misi-misi yang sulit.
Cerita berpusat pada sekawanan tokoh fiktif yang menjadi Tentara Republik, seperti Amir (Lukman Sardi), Thomas (Donny Alamsyah), Marius (Darius Sinathrya), dan Dayan (Teuku Rifnu Wikana). Tokoh-tokoh tersebut datang dari latar belakang etnis, suku, dan agama yang berbeda, namun bersatu dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. Darah Garuda (2010)
Film Darah Garuda adalah bagian kedua dari rangkaian fim “trilogi merdeka”, garapan sutradara Yadi Suagndi. Darah Garuda mengisahkan perjuangan sekawanan Tentara Republik yang selamat dari pertempuran, Amir (Lukman Sardi), Thomas (Donny Alamsyah), Marius (Darius Sinathrya), dan Dayan (Teuku Rifnu Wikana).
Keempat tokoh ini kemudian bergerilya bersama dua tokoh lainnya yakni istri Amir (Astri Nurdin) dan Senja (Rahayu Saraswati). Mereka kemudian bertemu dengan pasukan Jenderal Soedirman di belantara hutan Jawa. Pertemuan dengan pasukan Jenderal Soedirman ini mengantarkan mereka pada sebuah misi baru, misi paling mustahil yang pernah ada.
Baca Juga: 7 Film Benyamin Sueb
4. Hati Merdeka (2011)
Film ini adalah bagian terakhir dari rangkaian film”trilogi kemerdekaan” garapan Yadi Sugandi. Berlanjut dari cerita di film kedua, kali ini sekelompok tentara yang tersisa harus ditinggal pemimpinnya, Kapten Amir (Lukman Sardi).
Hati Merdeka menggambarkan keadaan segelintir kecil pasukan tentara yang harus berjuang dalam misi yang sangat sulit. Tak hanya sampai situ, film ini juga memperlihatkan bagaimana peperangan menyebabkan pergolakan hati dan pikiran yang luar biasa dari seorang tentara.
5. Sang Kiai (2013)
Sang Kiai adalah film kemerdekaan Indonesia yang merupakan biografi dari K.H. Hasyim Asyari, tokoh pendiri NU (Nahdlatul Ulama). Film ini mengisahkan perlawanan Indonesia terhadap penjajahan Jepang dari sudut pandang ulama dan santri.
Sosok K.H. Hasyim Asyari yang diperankan oleh Ikranagara tergambar dari pandangan salah seorang santrinya, Harun (Adipati Dolken). Harun sangat mengagumi K.H. Hasyim Asyari karena kebijaksanaannya. Namun, sikap K.H. Hasyim Asyari yang sangat diplomatis terhadap Jepang justru menimbulkan kesalahpahaman dari Harun.
6. Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)
Film kemerdekaan Indonesia yang satu ini mengangkat biografi presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Menghadirkan artis papan atas seperti Ario Bayu (Soekarno), Lukman Sardi (Moh. Hatta), dan Maudy Koesnaedi (Inggit), film garapan Hanung Bramantyo ini mengisahkan keterlibatan Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Melalui film ini, penonton dapat melihat bagaimana adegan-adegan dari peristiwa perjuangan Bung Karno yang fenomenal, seperti “Indonesia Menggugat”, Berdirinya PNI Marhaenisme, hingga detik detik pembacaan teks Proklamasi 17 Agustus 1945.
Baca Juga: Pergerakan Politik Soekarno di Kota Bandung
7. Jenderal Soedirman (2015)
Film garapan sutradara Viva Westi ini mengangkat kisah perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam mempertahankan kemerdekaan. Jenderal Soedirman yang saat itu menderita sakit paru-paru, masih harus bertempur menghadapi agresi militer II Belanda pada tahun 1948-1949.
Film ini menggambarkan sosok Jenderal Soedirman (diperankan Adipati Dolken) yang melakukan perang gerilya bersama pasukannya di hutan Jawa. Dalam film ini, penonton akan menyaksikan kegigihan, kesetiaan, dan strategi perang Jenderal Soedirman bersama pasukannya yang begitu mendunia.
8. Sultan Agung (2018)
Berlatar waktu pada abad 17, film karya sutradara Hanung Bramantyo ini mengisahkan Sultan Agung, raja Mataram yang bersitegang dengan VOC. Kekhawatiran Sultan Agung akan kekuasaan VOC di Batavia menyebabkan terjadinya penyerangan Mataram ke Batavia sebanyak dua kali pada tahun 1628 dan 1629.
Film ini menggambarkan Sultan Agung (diperankan Ario Bayu) dari sudut pandang kepemimpinan, percintaan, dan peperangan selama memimpin Mataram sejak tahun 1613 hingga tahun 1645.
9. Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015)
Guru Bangsa: Tjokroaminoto adalah film tentang kemerdekaan yang diangkat dari biografi Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Film ini mengisahkan Tjokroaminoto, seorang putra Ponorogo yang resah akan penderitaan bangsanya akibat penjajahan Belanda.
Tjokroaminoto (diperankan Reza rahardian) kemudian hijrah dari Ponorogo ke Surabaya. Di Surabaya, Tjokro mulai aktif dalam kegiatan pergerakan kemerdekaan bersama organisasinya, Sarekat Islam. Dalam film ini, penonton juga akan menyaksikan lahirnya tokoh-tokoh hebat seperti Soekarno dan H. Agus Salim yang semasa muda berjuang bersama Tjokroaminoto.
10. Bumi Manusia (2019)
Film Bumi Manusia adalah film adaptasi dari novel Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1980an dengan judul yang sama. Mengisahkan percintaan seorang pria ningrat Jawa dengan dengan gadis blasteran Belanda-Jawa di masa penjajahan Belanda tahun 1898-1918.
Kisah percintaan Minke (Iqbal Ramadhan) seorang pria ningrat Jawa dengan Alise (Mawar dr Jongh) seorang gadis blasteran harus terbentur dengan permasalahan politik kasta ala Belanda. Film arahan sutradara Hanung Bramanty0 ini juga menggambarkan politk kasta ala Belanda yang menjadi racun dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Baca Juga: 9 Fakta Menarik Bumi Manusia, Film Sejarah-Budaya Masa Lalu Indonesia
11. Battle of Surabaya (2015)
Sedikit berbeda dengan film lainnya, film kemerdekaan yang satu ini adalah film animasi 2D. Mengangkat kisah dari pertemmpuran Surabaya pada 10 November 1945, film ini menampilkan perjuangan beberapa tokoh fiksi yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Ini adalah film animasi pertama Indonesia yang mengangkat cerita tentang perjuangan kemerdekaan. Battle of Surabaya juga berhasil menyabet berbagai penghargaan Best Animation di Hollywood International Motion Pictures Film Festival 2018, European Cinematography Awards, 2018, dan Amsterdam International Film Festival 2018
12. Tjoet Nja Dhien (1988)
Film ini adalah film drama sejarah kemerdekaan arahan sutradara Eros Djarot yang rilis pada tahun 1988. Mengisahkan perjuangan seorang wanita asal Aceh, yaitu Tjoet Nja Dhien dalam perlawanannya terhadap tentara Kerajaan Belanda di Aceh.
Meskipun film ini terbilang film lama, penggambaran perjuangan Tjoet Nja Dhien masih tergambar jelas melalui drama dan aksi heroik yang mendalam. Belum lagi, film ini dibintangi oleh aktris dan aktor lama yang sangat melegenda seperti Christine Hakim dan Slamet Rahardjo.
13. Kartini (2017)
Kartini adalah salah satu tokoh perempuan yang berani mengutarakan pendapatnya semasa Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya. Film ini mengisahkan Kartini, seorang perempuan Jawa yang memperjuangkan kesetaraan hak-hak perempuan terhadap laki-laki semasa penjajahan Belanda.
Menghadirkan Dian Satro sebagai Kartini, film kemerdekaan Indonesia yang satu ini penuh dengan ide dan pandangan dari seorang wanita zaman dulu dalam persoalan gender equality. Film juga menampilkan dialog dalam tiga bahasa yaitu Indonesia, Jawa, dan Belanda, sesuai dengan keadaan pada masa itu.
14. Janur Kuning (1979)
Janur Kuning adalah film lawas yang menceritakan perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaannya dari sekutu. Rilis pada tahun 1979, film ini sempat menjadi tontonan wajib bagi masyarakat Indonesia setiap peringatan kemerdekaan.
Namun, pasca kejatuhan Soeharto tahun 1998, film ini tidak lagi menjadi tontonan wajib lagi. Alasannya, “Janur Kuning” dianggap seabagai film yang kontroversial karena memuat cerita yang memanipulasi sejarah dan terlalu melebih-lebihkan kepahlawanan Soeharto.
15. De Oost (2020)
Berbeda dengan film-film sebelumnya, De Oost menggambarkan cerita kemerdekaan dari sudut pandang seorang tentara Belanda. Berlatar saat agresi militer I Belanda, film ini mengisahkan seorang tentara Belanda, yaitu Johan yang menghadapi tekanan batin dan moral usai melihat pembantaian yang dilakukan oleh Raymond Westerling di Sulawesi.
Film ini disutradarai oleh Jim Taihuttu, seorang aktor dan sutradara blasteran Belanda-Ambon. Karyanya sempat mendapatkan kritik karena menampilkan adegan pembantaian orang pribumi. Namun, film ini tetap dapat respon positif dari segi cerita, kekuatan psikologi, dan sinematografi.