Bagaimana penerapan pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan? Kali ini kita akan membahasnya.
Sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa, Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945. Namun dalam perjalanannya banyak masalah dan juga rintangan yang terjadi dalam penerapan pancasila. Bahkan pancasila sebagai dasar negara serta pandangan hidup ada yang ingin menggantinya dengan ideologi lain.
Seperti apa kelanjutan perjalanan pancasila sejak awal kemerdekaan dan dari waktu ke waktu? Berikut penjelasannya!
Bagaimana Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara pada Masa Awal Kemerdekaan
Pancasila yang menjadi dasar negara pada awal kemerdekaan penerapannya tidak berjalan mulus. Banyak permasalahan yang terjadi dan pernah dihadapi oleh bangsa Indonesia pada awal penerapan pancasila. Bahkan terjadi berbagai macam upaya yang dilakukan sekelompok orang agar pancasila diganti dengan ideologi lainnya.
Beberapa upaya yang dilakukan sebagian orang atau sekelompok orang sebagai upaya untuk mengganti pancasila dengan ideologi lain di antaranya :
1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)
PKI disebut sebagai partai penghianat bangsa. Pemberontakan oleh partai PKI ini terjadi di tanggal 18 September 1948 yang dipimpin oleh Muso di Madiun. Setelah Indonesia merdeka, pemberontakan tersebut menjadi pemberontakan besar pertama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Tujuan dari pemberontakan PKI yang dilakukan adalah untuk mendirikan negara baru yang beridiologi komunis. Negara yang dicanangkan oleh anggota PKI yang akan didirikan untuk mengganti negara Indonesia adalah Negara Soviet Indonesia.
Pancasila dianggap tidak relevan sebagai dasar negara dan ingin menggantinya dengan penerapan pandangan hidup komunis. Akan tetapi beruntungnya pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno berhasil menumpas dan menggagalkan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI. Muso sebagai pimpinan PKI bahkan tewas ditembak dan tokoh – tokoh lainnya ditangkap.
2. Pemberontakan DI/TII (Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia)
Pada tanggal 7 Agustus 1949, pemberontakan DI/TII berlangsung di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Tujuan pemberontakan sama seperti sebelumnya yaitu ingin mengganti ideologi pancasila.
Akan tetapi bukan mengganti dengan ideologi komunis melainkan diganti dengan ideologi syariat islam. Bahkan berdiri Negara Islam Indonesia pada masanya. Dalam menumpas pemberontakan dan upaya mengganti ideologi bangsa, waktu yang harus disiapkan cukup banyak.
Pada akhirnya pemberontakan tersebut tidak berlangsung mulus. Kartosuwiryo dan semua pengikutnya kemudian ditangkap pada tanggal 4 Juni di tahun 1962.
3. Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)
Pemberontakan RMS merupakan sebuah tragedi pemberontakan yang dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil dengan tujuan untuk membentuk negara sendiri yang berdiri pada tanggal 25 April 1950.
Negara yang akan didirikan terdiri atas pulau Seram, Ambon dan Buru. Akan tetapi upaya pemberontakan tersebut dikalahkan tentara Indonesia untuk wilayah Buru dan Ambon. Akan tetapi pemberontakan di Seram masih terus berlanjut sampai Desember 1963.
Baca Juga: Tujuan Jepang memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia
4. Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
Agenda pemberontakan Permesta dilakukan oleh Sjarifuddin Prawiranegara dan juga Ventje Sumual yang diselenggarakan pada 1957 – 1958. Pemberontakan ini terjadi di wilayah Sulawesi dan Sumatera yang merupakan bentuk koreksi terhadap pemerintahan pusat di era Presiden Sukarno.
Ketimpangan sosial dan keengganan presiden Sukarno ketika diberikan nasehat menjadi salah satu alasan pemberontakan ini terjadi. Pada waktu itu, pemerintah pusat dianggap melanggar undang – undang, menyentralisasi pemerintahan dan mengabaikan pembangunan di berbagai daerah.
5. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
APRA adalah suatu aspek milisi yang berdiri pada tanggal 15 Januari 1949 oleh Kapten KNIL Raymond Westerling. Pemberontakan yang terjadi oleh APRA terjadi pada tanggal 23 Januari 1950 dengan menyerang dan menduduki Bandung serta menguasai markas Staf Divisi Siliwangi.
Gerakan yang dilakukan oleh APRA dengan tujuan mempertahankan bentuk negara federal Indonesia dan memiliki tentara sendiri bagi negara – negara RIS (Republik Indonesia Serikat).
Meskipun banyak peristiwa yang dilakukan untuk membubarkan pancasila, akan tetapi perjalanan panjang penetapan pancasila tetap menjadikan pancasila sebagai ideologi bangsa yang sah sampai hari ini. Itulah bagaimana penerapan pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan sampai hari ini yang perlu diketahui dan dipahami.