Bertepatan dengan momen Ramadan ada baiknya kita mengunjungi makam Wali Songo sebagai tokoh yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Selain dengan mempelajari mereka melalui buku sejarah, kita juga dapat melakukannya dengan mengunjungi langsung makam para tokoh berpengaruh tersebut untuk mengenang jasa mereka.
Ziarah sebagai praktik dalam upaya menghormati seseorang yang sudah meninggal dunia dengan mengunjungi makam kerap dilakukan. Motif berziarah ke makam, khususnya makam tokoh penting pun cukup beragam, diantaranya adalah sebagai upaya mendoakan keselamatan roh, tradisi menyambut hari besar keagamaan, dan mencari pengalaman spiritual.
Gresik sebagai salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Timur memiliki banyak julukan, seperti Kota Santri dan Kota Wali Songo. Julukan tersebut cukup menggambarkan betapa kentalnya agama Islam di sini, dengan ditemukannya banyak makam kuno bercorak Islam para tokoh yang ternyata bukan hanya dari kalangan Wali Songo saja.
Kali ini Skalacerita akan mengajak Teman Cerita untuk mengenal makam-makam kuno di Kota Gresik yang kerap dikunjungi masyarakat untuk berziarah dan juga mengenal sejarah.
Makam Wali Songo Pertama, Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim termasuk Wali Songo yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Jawa (1379 M). Bermula dari saudagar yang kemudian diangkat menjadi syahbandar oleh Kerajaan Majapahit. Hal tersebut membuat Malik Ibrahim juga menyiarkan agama Islam dan merupakan Wali Songo yang tertua.
Beliau wafat pada 12 Rabiul Awal 822 H (1419 M) dan setiap tanggal tersebut lokasi makam akan cukup ramai didatangi umat dari berbagai daerah yang ingin berziarah.

Di sebelah makam Maulana Malik Ibrahim bersanding pula makam istrinya yaitu Syayyidah Siti Fatimah dan anaknya, Syekh Maulana Maghfur. Corak makamnya serupa dengan makam Maulana Malik Ibrahim.
Kompleks makam Maulana Malik Ibrahim merupakan halaman yang di dalamnya terdapat berbagai macam tinggalan arkeologi. Di sini juga terdapat halaman makam Kyai Tumenggung Poesponegoro atau Bupati Gresik pertama. Halaman makamnya terpisah dengan halaman pemakaman Sunan Maulana Malik Ibrahim.

Lokasi dari kompleks makam ini tepatnya berada di Jl. Malik Ibrahim, Desa Gapuro Sukolilo yang berjarak 200 Meter dari Alun-alun Gresik.
Makam Wali Songo Keenam, Sunan Giri
Sunan Giri atau Raden Paku lahir pada tahun 1442 M. Selain sebagai ulama, beliau juga merupakan seorang raja bergelar Prabu Satmoto dan memerintah Kedatuan Giri pada tahun 1487-1506 M. Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M, dan dimakamkan di atas bukit dalam cungkup dengan arsitektur khas Jawa beratap joglo.
Makam Sunan Giri terletak di Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas berjarak 4 Km dari pusat Kota Gresik. Berjarak 1 Km dari makam Sunan Giri, terdapat pula makam Sunan Prapen yang bisa diakses dengan berjalan kaki dan banyak juga jasa ojek untuk ke sana. Perlu diketahui bahwa Sunan Prapen merupakan cucu dari Sunan Giri yang juga memiliki pengaruh kuat terhadap syiar agama Islam di Gresik.

Giri Kedaton
Setelah mengetahui Sunan Giri, selanjutnya mari kita kunjungi Kedaton atau Kedatuan yang disinyalir sebagai pusat dari Kedatuan Giri. Dalam Babad Gresik disebutkan bahwa Raden Paku pada tahun 1408 Saka atau 1486 Masehi mendirikan “kedaton tundo pitu”. Kedaton ini merupakan bangunan istana bertingkat tujuh di atas bukit yang dikenal bernama Giri Kedaton.
Pada situs ini juga terdapat makam Raden Supeno yaitu anak pertama dari Sunan Giri yang makamnya terletak di bagian Barat situs.

Kompleks Makam Leran
Dalam buku sejarah cukup sering disebutkan bahwa bukti arkeologis tertua keberadaan Islam di Nusantara adalah dari nisan Fatimah binti Maimun. Nisan makamnya berada di Kompleks Makam Leran yang terletak di Desa Leran.

Dari nisannya, kita dapat mengetahui bahwa yang meninggal adalah seorang wanita bernama Fatimah putri dari Maimun pada hari Jum’at 12 Rabu’ul Awal, tahun 495 Hijriah atau 1082 Masehi. Batu nisannya ditulis dalam bahasa Arab dengan huruf kaligrafi bergaya Kufi.
Teman Cerita, itulah beberapa cerita singkat mengenai beberapa makam Wali Songo yang terdapat di Kota Wali Songo tersebut. Perlu diingat apa pun motif berkunjung ke tempat tersebut, kita perlu menghargai dengan tidak melakukan tindak vandalisme terhadap aset cagar budaya negara kita.