lewat djam malam 1954

Setitik Review Lewat Djam Malam (1954)

  • Published
  • Posted in Obrak Abrik
  • 4 mins read

“Iskandar berjalan menyusuri jalan itu dan melihat sebuah pemberitahuan bahwa diadakan jam malam di kota tersebut. Terlihat dari jauh beberapa polisi militer yang berjaga dan ia berlari kabur melewati malam itu.” -Cuplikan lewat Djam Malam

Sebagai salah satu film terbaik Indonesia Lewat Djam Malam adalah sebuah film yang revolusioner pada zamannya. Mengapa film besutan Usmar Ismail ini bisa menjadi yang terbaik? Mengapa film ini menjadi salah satu film rekomendasi sebagai tontonan wajib penggemar film? Simaklah sedikit review dari kami, teman cerita!

Pria di Tempat yang Salah

Iskandar
Sang Tokoh Utama, Iskandar

Lewat Djam Malam bercerita tentang seorang pemuda bernama Iskandar yang baru menyelesaikan dinas militernya. Ia mendapat bantuan dari tunangannya yakni Nurma untuk tinggal bersama dengan keluarga Nurma. Sebagai warga biasa saat ini ia harus berusaha menjalani kehidupan yang normal. Iskandar pun mendapat bantuan dari ayah Nurma untuk mendapatkan pekerjaan di kantor gubernur.  Baru sehari saja ia bekerja, ia merasa tidak cocok melakukan pekerjaan tersebut.

Lalu ia pergi mencari teman lamanya untuk meminta bantuan. Mendapati bahwa temannya telah berubah tidak seperti dahulu kala ketika mereka masih berjuang bersama. Iskandar merasa teman – temannya telah mencemari revolusi dengan korupsi yang mereka lakukan saat ini. Ia merasa temannya telah menyimpang jauh dari apa yang mereka katakan sebagai “pahlawan revolusi”.

Mengetahui fakta bahwa perintah yang dahulu diberikan oleh atasannya dulu untuk kepentingan pribadi atasannya membuatnya semakin bingung. Ia bingung bagaimana harus bersikap di masyarakat serta merasa bersalah terhadap aksi yang pernah dilakukannya di masa lalu. Pada akhirnya jalan yang ia tempuh nantinya merupakan sebuah akumulasi dari berbagai perasaan. Serta berbagai pertanyaan dan penyesalannya yang tidak dapat terjawab oleh dirinya sendiri. 

Harga dari Sebuah Revolusi

Poster Lewat Djam Malam (Sumber: Wikipedia)
Poster Lewat Djam Malam (Sumber: Wikipedia)

Lewat Djam Malam berlatarkan revolusi sosial Indonesia di tahun 1950an. Pada tahun 1952, AH Nasution dan TB Simatupang, melakukan penataan ulang militer. Hanya para prajurit yang berlatar belakang pendidikan kemiliteran Belanda (KNIL) yang akan melanjutkan sebagai tentara nasional. Lainnya, harus keluar dari badan militer mulai dari prajurit eks PETA hingga relawan. Sehingga terjadi banyak gesekan sosial masyarakat antara mantan tentara dan warga biasa.

Kondisi sosial yang belum stabil pasca perang revolusi membuat adanya pemberlakuan jam malam di Bandung. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menekan angka kriminalitas yang tinggi. Permasalahan ekonomi serta sosial yang terjadi saat itu terjadi karena penataan ulang pemerintah yang menyebabkan instabilitas sosial. Dalam film Lewat Djam Malam, Usmar Ismail berusaha menjelaskan bagaimana kehidupan para mantan tentara ini berubah.

Melalui Iskandar ia menggambarkan berbagai dilemma. Seperti bagaimana Iskandar harus menghadapi kenyataan bahwa perjuangan yang mereka lakukan sebenarnya belum benar – benar usai. Serta bagaimana Iskandar sebagai mantan tentara harus menyesuaikan diri di tengah masyarakat yang saat ini sudah damai. Usmar berusaha menunjukan bagaimana kebimbangan para mantan tentara ini menghadapi sebuah dilemma pada kondisi ini.

Lewat Djam Malam Sebuah Film Revolusioner

Salah Satu Cuplikan Dalam Film
Salah Satu Cuplikan Dalam Film

Pengambilan gambar yang cukup modern, menunjukan berbagai perspektif walau masih statis tidak menjadikan film ini membosankan malah menjadi menarik. Lalu, gaya akting yang tidak kaku serta natural membuat film ini revolusioner pada zamannya.  Pada masa itu masih banyak film yang menggunakan gaya peran teater sebagai patokan. Berbeda dari film lainnya, film ini sudah melakukan sebuah terobosan seperti film Eropa maupun Amerika. 

Selain itu satu hal yang membuat film ini bagus adalah musik dan skoring yang digunakan pada film ini.  Penggunaan lagu – lagu nasional serta beberapa lagu permainan sangat sesuai dan tepat dengan suasana film tersebut. Aransemen lagu nasional menjadi instrumental membuat lagu ini tidak terlalu nasionalis sehingga sangat pas dengan tema film ini. Lagu permainan seperti rasa sayange dan potong bebek angsa pada adegan pesta sangatlah unik. Adegan ini membekas sebagai sesuatu yang menyenangkan dalam film tersebut.

Terlebih, suasana tempat yang digunakan pun menggambarkan keadaan saat terjadinya kejadian tersebut. Menggunakan latar kota Bandung tahun 1950, yang tidak aman dan banyak kejahatan.  

Tetapi, film ini memiliki beberapa kekurangan seperti alurnya agak tidak jelas karena banyaknya beberapa lompatan adegan. Transisi yang kurang baik mengesankan film ini alurnya agak tidak jelas. Serta penggunaan berbagai aksen lawas yang membuat film ini terdengar asing dan juga aneh pada telinga – telinga modern. 

Namun, secara keseluruhan film ini layak untuk kamu tonton apalagi untuk kamu yang suka sejarah. Apalagi buat kamu yang penasaran bagaimana kondisi Indonesia pada era kemerdekaan.

Sekian review Lewat Djam Malam dari kami. Untuk kamu yang penasaran buat nonton film ini bisa banget kamu tonton di Youtube. Simak juga beberapa ulasan film kami lainnya dari film Benyamin Sueb dan drama kolosal kerajaan Indonesia. Selamat menonton teman cerita!