Roti Tan Ek Tjoan adalah salah satu kuliner legendaris di Indonesia. Mungkin beberapa dari kamu tidak kenal roti ini karena tidak pernah lihat atau pernah melihat tapi belum tertarik mencoba. Roti legendaris ini adalah salah satu roti khas Indonesia yang sudah beredar lama.
Memang gimana sih ceritanya sehingga roti ini bisa muncul di Indonesia Well, mungkin setelah baca cerita ini bisa membuat kamu tertarik untuk membeli sebuah.
Baca juga: Inilah 50 makanan khas Indonesia yang wajib kamu coba!
Roti Tan Ek Tjoan, Dimulainya Legenda

Roti Tan Ek Tjoan mulai di produksi tahun 1921 oleh seseorang yang bisa kamu tebak namanya, yakni Tan Ek Tjoan. Dia adalah seorang pemuda Tionghoa dari Kota Bogor. Istrinya yang bernama Phoa Lin Nio adalah seorang pembuat roti yang handal. Karena kehandalan sang istri, suaminya pun mulai mendapatkan ide untuk berbisnis roti. Selain itu Bogor penuh dengan ekspat dari Eropa terutama orang Belanda.
Perpaduan sempurna antara kelezatan dan bisnis pun menjadi satu, mereka berdua mendirikan toko roti legendaris ini di daerah Surya Kencana. Banyaknya orang Belanda dan Indonesia yang ke barat-baratan membuat toko roti semakin ramai dan membuka cabang. Awalnya mereka membuka cabang di Taman Sari Jakarta pada tahun 1953. Melihat peluang lain di Cikini yang lebih ramai orang Belanda, mereka pun memindahkan tokonya ke Cikini pada tahun 1955.
Setelah Pho Lin wafat bisnis pun diteruskan oleh anak-anaknya yakni Tan Bok Nio dan Tan Kim Thay. Mereka berhasil memperluas usahanya dan mendirikan pabrik bagi toko roti ini. Selain itu, mereka menggunakan pedagang gerobak untuk meraih pasar lebih banyak. Saat ini mereka telah membuka banyak cabang di Jabodetabek dan tetap mempertahankan roti dengan rasa yang khas.
Baca juga: Ini dia kuliner legendaris Jakarta yang wajib kamu coba!
Filosofi Yin dan Yang

Awalnya mereka tidak menciptakan banyak varian roti karena toko roti mereka sudah cukup populer di daerahnya. Salah satu varian roti khas mereka bernama roti gambang. Roti yang keras di luar dan memiliki cita rasa lembut di dalam. Bahan lainnya menggunakan rempah seperti kayu manis dan kapulaga dalam pembuatannya. Rasanya pun manis karena menggunakan gula aren lalu ditaburi wijen di atasnya. Terkenal bertekstur keras dan mengenyangkan, seakan “tidak habis-habis”.
Banyak para pelanggan roti Tan Ek Tjoan yang meminta untuk dibuatkan roti yang lebih lembut. Mereka pun membuat roti bimbam. Roti ini adalah varian roti sobek yang lembut dan memiliki cita rasa manis. Kedua roti ini saling melengkapi di Toko Tan Ek Tjoan seperti yin dan yang. Cita rasa dan keharmonisan roti ini menjadikan toko roti ini spesial di mata pelanggan.
Baca juga: Inilah makanan lebaran khas Betawi yang nikmatnya tiada tara!
Selain kedua varian tersebut, mereka juga sempat menggebrak tradisi Betawi dengan roti buaya isi coklat. Dalam budaya Betawi roti buaya adalah sebuah simbol bukan untuk dikonsumsi, jadi semakin keras sebuah roti semakin baik. Toko roti Tan Ek Tjoan pun berinovasi agar produk ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, dengan memberikan isian selai coklat. Roti buaya jenis ini pun mulai banyak bermunculan di toko lain.
Baca juga: Sejarah roti buaya, roti yang masih eksis hingga saat ini!
Teman cerita, Toko Tan Ek Tjoan adalah sebuah terobosan dalam menyatukan kebudayaan barat dan timur. Ia menyatukan beberapa budaya melalui sebuah roti. Walau saat itu sempat ada terjadi ketegangan karena perbedaan ras dan budaya tetapi toko ini setia melayani tanpa melihat latar belakang pelanggannya. Buat yang penasaran sama roti ini, kamu bisa menemukannya di sekitar Cikini atau di daerah Surya Kencana bagi kamu yang orang bogor. Kalau menurut kamu apa lagi makanan legendaris yang bikin kamu nostalgia? Tulis di kolom komentar, ya!