Sejarah Benteng Pendem: Benteng yang Terpendam

  • Published
  • Posted in Dolan
  • 3 mins read

Halo teman cerita! kali ini kita akan mengunjungi salah satu destinasi wisata di daerah selatan Jawa Tengah. Apa itu? Ya, Benteng Pendem!! Benteng Pendem ini merupakan destinasi wisata sejarah yang terdapat di kabupaten Cilacap. Kali ini skalacerita akan membahas mengenai sejarah Benteng Pendem dan mengapa kalian harus mengunjungi tempat ini.

(Benteng Pendem, sumber : Deddy Setiawan)

Setitik Sejarah Benteng Pendem

Benteng Pendem dalam bahasa Belanda disebut sebagai Kustbatterij op de Landtong te Tjilatjap yang berarti Benteng Pendem Cilacap atau Benteng yang terpendam, adalah benteng peninggalan Belanda yang terletak di pesisir pantai Teluk Penyu dan di seberang pulau Nusakambangan.

Benteng yang berada di area seluas 6,5 hektar berfungsi sebagai markas pertahanan Hindia Belanda. Pembangunannya secara bertahap selama 18 tahun, mulai dari tahun 1861-1879. Rancangan bangunan didesain oleh arsitek Belanda dengan tujuan untuk menahan serangan musuh yang datang dari arah laut selatan Pulau Jawa yang datang ke Cilacap.

Pada tahun 1942, tentara Jepang sempat menguasai benteng Pendem. Namun, setelah tiga tahun Jepang meninggalkan benteng ini dan benteng lainnya setelah kota Nagasaki dan Hiroshima dibom oleh tentara Sekutu. Benteng ini beralih ke pasukan Benteng Loreng kesatuan Jawa Tengah. Selanjutnya, Tentara Republik Indonesia dan para pejuang benteng ini menggunakannya sebagai markas pertahanan dan latihan perang.

Berdasarkan informasi masyarakat yang tinggal di sekitar benteng Pendem dulu, ada sebuah lorong bawah laut yang menghubungkan benteng-benteng dan gua di Pulau Nusakambangan. Konon katanya lorong tersebut kini telah tertutup tanah dan tergenang air laut karena dindingnya banyak yang bocor.

Akses menuju Benteng Pendem

Teman Cerita jika ingin ke Benteng Pendem harus transit di Cilacap dulu. Perjalanan menuju Cilacap dapat melalui jalur darat dan udara. Sayangnya, akses melalui udara hanya bagi kalangan tertentu, misalnya para pejabat (Presiden, Menteri, dan orang penting lainnya). Selain itu, penerbangan menuju Cilacap hanya ada dari beberapa kota saja, salah satunya Jakarta.

Bagi para wisatawan mancanegara dan wisatawan Indonesia yang ingin mengunjungi Benteng Pendem bisa menggunakan kereta api dan bus yang akan berhenti di stasiun dan terminal Cilacap. Setelah sampai di terminal/stasiun, akses menuju Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun umum.

Jarak tempuh dari terminal Cilacap menuju kawasan wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng adalah sekitar 7 km. Sementara jarak tempuh dari stasiun Cilacap menuju kawasan wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem adalah sekitar 3,1 km dengan waktu tempuh 10 menit jika lancar.

Harga tiket masuk pun terbilang sangat ramah kantong. Satu orang harus membayar Rp5.000,00 di pintu masuk Pantai Teluk penyu dan biaya masuk mobil sekitar Rp20.000,00. Nah, harga tiket masuk ke Benteng Pendem sekitar Rp5.000,00,-/orang dan biaya parkir senilai Rp2.000,00.

Tiket Masuk Benteng Pendem (Dokumentasi pribadi)

Mengunjungi Benteng dan Melihat Rusa

Di Benteng Pendem wisatawan bisa menikmati pemandangan serta melihat hewan rusa yang merupakan hewan asli Nusakambangan. Benteng Pendem ini berfungsi untuk menahan serangan yang datang dari arah laut bersama dengan Benteng Karang Bolong, Benteng Klingker, dan Benteng Cepiring yang digunakan hingga tahun 1942.

Benteng Pendem terdiri dari beberapa ruang yang masih kokoh hingga kini. Namun, khalayak umum hanya boleh memasuki beberapa ruangan saja yang ada di dalam benteng. yaitu barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, dan gudang senjata.

Bagian dalam Benteng Pendem (Dokumentasi pribadi)

Teman Cerita, saat ini Benteng Pendem menjadi objek dan daya tarik wisata unggulan di Cilacap yang menarik. Nah, selain belajar tentang sejarah Benteng Pendem, kalian juga bisa sekalian mengunjungi Pantai Teluk Penyu dan Pulau Nusakambagan yang terkenal dengan ‘penjaranya’ ini. Sampai jumpa di jalan-jalan berikutnya, ya!